
Kawan, semoga dimuliakan Allah Ta’ala , seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, percaya pada kewajiban untuk menghormati orang asing, sehingga ia dapat mengklasifikasikannya sesuai dengan statusnya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya menghormati tamunya.” (HR.Bukhari)
Berikut Adab-adab terkait dengan menghormati tamu :
- Ketika Anda mengundang seseorang, Anda harus mengundang orang yang saleh, bukan orang yang Faajir (pelaku dosa), sebagaimana sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Bertemanlah hanya dengan seorang mukmin dan makanlah makananmu hanya dengan orang-orang saleh!” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi)
- Tidak khusus mengajak orang kaya saja tanpa mengajak orang miskin berdasarkan sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam,“Seburuk-buruknya makanan adalah makanan walimah, dimana yang kaya diundang dan yang miskin ditinggalkan.” (TN. Bukhari Muslim)
- Dilarang mengundang siapapun yang diketahui bisa menjadi beban baginya
- Menyambut tamu adalah sunnah Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu
- Menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik
- Dalam aktivitasnya dia tidak ingin menonjolkan diri dan sombong, tetapi dia ingin mengikuti teladan Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) dan para Nabi sebelum dia, sebagaimana Nabi Ibrahim as. Beliau diberi gelar Abu Dhifan (Bapak Para Tamu) karena beliau mulia dalam menerima tamu.
- Dalam pelayanan diniatkan untuk memberi kesenangan kepada sesama muslim
- Prioritaskan tamu di sebelah kanan daripada tamu di sebelah kiri. Ini terjadi ketika para tamu duduk dalam urutan yang benar.
- Mengutamakan tamu yang lebih tua daripada yang lebih muda
- Ambillah makanan yang disajikan hanya jika para tamu telah menikmatinya.
- Tata krama orang yang menjamu tamu adalah mengajak berbincang dengan tema yang menyenangkan, tidak tidur sebelum tamu tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, berbaik hati ketika mereka datang, dan merasa kehilangan ketika mereka pamitan
- Mendekatkan makanan kepada tamu, menawarkan makanan kepadanya
- Bergegaslah menghidangkan makanan kepada para tamu, karena itu merupakan penghargaan bagi mereka.
- Layaknya sebuah restoran, melayani tamu hendaknya menunjukkan kegembiraan kepada mereka dan menemui mereka dengan wajah bahagia dan berseri-seri
- Waktu menjamu tamu sesuai dengan sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam : “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”
- Mengantarkan tamu saat pulang hingga ke depan rumah
Jangan lupa memuliakan tamu hari ini 😀
afwan typo, yg benar Faajir (pelaku dosa)