Mengambil Rasa Sakit Untuk Menghilangkan Rasa Sakit Orang Lain Adalah Esensi Sejati Dari Kedermawanan

(Abu Bakar RA)

Kedermawanan sejati bukan sekadar memberikan harta atau bantuan kepada orang lain, tetapi juga kesiapan untuk menanggung kesulitan demi meringankan beban mereka. Filosofi ini tercermin dalam perkataan Abu Bakar RA, sahabat terdekat Rasulullah SAW, yang memahami bahwa kepedulian sejati mengharuskan seseorang untuk berkorban demi kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain.

Dalam Islam, kedermawanan bukan hanya tentang materi tetapi juga tentang jiwa. Seseorang yang rela mengambil penderitaan demi orang lain menunjukkan cinta kasih yang luar biasa dan pemahaman mendalam tentang empati. Ini adalah bentuk pengorbanan yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam membantu sesama.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al-Hasyr: 9)

Ayat ini menggambarkan bagaimana kaum Anshar rela berbagi dengan kaum Muhajirin meskipun mereka sendiri sedang dalam kesulitan. Mereka tidak hanya memberi, tetapi juga merasakan kesusahan demi membantu saudara seiman mereka.

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni)

Hadits ini menunjukkan bahwa manfaat yang diberikan kepada orang lain menjadi ukuran utama kebajikan seorang Muslim. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan demi kemaslahatan bersama, semakin tinggi pula kedudukannya di sisi Allah SWT.

Abu Bakar RA dikenal sebagai sosok yang selalu mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadinya. Ketika terjadi perang Tabuk, ia menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Ketika Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang kau sisakan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Tindakan Abu Bakar bukan hanya bentuk kedermawanan biasa, tetapi juga pengorbanan sejati. Ia rela kehilangan semua yang dimilikinya demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat Islam.

Kedermawanan sejati bukan hanya tentang berbagi harta, tetapi juga tentang keberanian untuk menanggung kesulitan demi kebaikan orang lain. Seperti yang dilakukan Abu Bakar RA, kita diajarkan untuk tidak hanya membantu dengan apa yang mudah bagi kita, tetapi juga berkorban demi kemaslahatan bersama. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari keteladanan beliau dan semakin meningkatkan rasa empati serta kepedulian dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu a’lam bishawab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *